Thursday 24 March 2016

17:11
Jumprit adalah sebuah sumber mata air di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Tempat ini dikaitkan dengan sang Nujum dari Majapahit yang disebutkan dalam Serat Centhini. Dari sang Nujum inilah Jumprit mendapatkan namanya. Jumprit juga merupakan tempat pengambilan air suci untuk upacara Waisak yang diadakan di Borobudur. Setiap tahun, para pemeluk agama Buddha dari berbagai tempat dan negara datang ke Jumprit untuk mengambil air suci. Tempat ini menjadi ramai tiap menjelang bulan purnama di bulan Mei.

Lokasi

Jumprit terletak di Kecamatan Ngadirejo, 26 km dari Kota Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan bisa ditempuh dengan menaiki kendaraan umum dari Ngadirejo. Jumprit terletak pada ketinggian ±800 m dari permukaan laut. Udara di tempat ini sangat sejuk dan airnya menyegarkan. Jumprit bisa dijangkau dari Wonosobo, Kendal dan Temanggung dengan mudah.



Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aniefistianah/sejarah-dan-legenda-jumprit-temanggung_550031d2a333114e7550fe53

 

EKSOTISME WANAWISATA JUMPRIT Wanawisata Jumprit merupakan salah salah satu obyek wisata yang eksotis di Kabupaten Temanggung. Tempat ini buka sekadar menawarkan wanawisata (wisata hutan) saja, tetapi juga menghadirkan objek wisata alam pegunungan yang indah. Awal keramaian obyek wisata ini terjadi sejak awal 1980-an, ketika banyak peziarah yang melakukan wisata spiritual di Makam Ki Jumprit di dekat Umbul Jumprit yang letaknya bersebelahan. Mereka bersemedi di sekitar makam, kemudian diakhiri mandi kungkum di mata air yang tak pernah kering. Kawasan ini berada di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut (dpl) dan berada di lereng Gunung Sindoro tempatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo. Jaraknya hanya sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. Kawasan Jumprit berada di jalur strategis, yaitu jalur wisata Borobudur-Dieng, Semarang-Bandungan-Dieng, serta dari berbagai arah dengan kemudahan aksesibilitas, baik dari Wonosobo, Kendal, Maupun Yogyakarta. Perjalanan juga bisa ditempuh dengan kendaraan umum dari ibu kota Kecamatan Ngadirejo. Lebih baik lagi menggunakan kendaraan pribadi. Jalan menuju lokasi sudah diaspal, sehingga perjalanan cukup menyenangkan. Apalagi dalam perjalanan menuju Jumprit, wisatawan juga bisa menikmati panorama alam pegunungan yang indah dan agrowisata sayuran. Jika ingin menginap dikawasan ini juga tersedia wisma Perhutani atau bisa juga mendirikan tenda di bumi perkemahan. Wisatawan bisa menikmati udara segar dan indahnya pemandangan saat matahari terbit. Karena berada di lereng Sindoro, hawa ditempat ini cukup dingin. Airnya juga dingin, jernih dan menyegarkan. Wisatawan yang bermalam dianjurkan membawa jaket. Jika datang pada siang hari pun, pengunjung masih bisa merasakan sisa-sisa kesejukan saat memasuki kawasan hutan. Banyaknya belantara pepohonan dan letaknya yang berada di lereng Sindoro membuat hawa panas sepertinya enggan menyapa tempat tersebut. Wisatawan juga bisa bersau dengan sekawanan burung di alam bebas, yang akan selalu menyambut dengan ocehan yang saling bersahutan. Atau bertemu sekawanan kera liar (sekitar 25-30 ekor) di lokasi wanawisata. Konon populasi kera ini tidak pernah bertambah atau berkurang.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aniefistianah/sejarah-dan-legenda-jumprit-temanggung_550031d2a333114e7550fe53













sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jumprit

0 comments:

Post a Comment